Sesuai dengan judul postingan kali ini adalah Pengalaman Merawat Tanaman Hias, Buah dan Sayur.
Penulis sendiri hanya memiliki sedikit lahan untuk melakukan percobaan
pertanian, namun tidak mematahkan semangat juang untuk mengejar ilmu
pengetahuan, yang mana IPTEK pada hakekatnya bisa menambah nilai ekonomi
(menyejahterakan) masyarakat, hal ini menjadi acuan kita untuk giat
melakukan diskusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengurangi sifat
ketidak-pedulian kita, meminimalisir berprinsip cari untung(bisnis) dan
penulis yakin, semakin kuat teknologi terapan yang kita pelajari, maka
semakin kuat ekonomi di masyarakat, kita semua bisa menikmati hasil nya
Berikut
adalah hasil pengamatan penulis mengenai Pertanian, terutama bagaimana
profesi pertanian menjadi bonafit, ketahanan pangan masyarakat yang
baik, serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Bonafit/Intelek dalam
arti disini adalah kesadaran kita bahwa profesi pertanian haruslah
se-bonafit pekerja kantoran, berdasarkan sudut pandang dari penulis
sendiri bahwa pekerja pertanian memang lebih berbobot, pekerja kantoran
mungkin hanya memakai modal tampang, kerapian, dan image, apakah semua
masyarakat harus berdandan ARTISTIK/INTELEK? inilah perangkap
marketingnya. Berangkat dari sini kita harus memberi semangat petani
bahwa sebenarnya dari mereka lah tulang punggung perekonomian, mereka
lah produsen pertama KEBUTUHAN POKOK(kebutuhan makan). Produsen Pertama
bukanlah dari pelaku INDUSTRI, bisa dibuktikan apakah kita makan MIE
INSTANT untuk makan sehari-hari? yang pasti INDUSTRI seperti makanan mie
instant, suplainya dipasok dari hasil pertanian.
Kembali
pada IDE awal pembuatan postingan kali ini yaitu pengelolaan tanaman
hias, buah dan sayur menjadi bisnis yang mudah di jalankan, serta mampu
menyerap tenaga kerja di masyarakat. Contoh bercocok tanam paling umum
yaitu PADI, berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, petani mengalami
kesulitan dalam memperoleh margin untung, mendapatkan keuntungan
finansial(margin) adalah hal wajar, margin yang terlalu rendah tidak
menyejahterakan petani, namun bila terlalu tinggi akan menyulitkan
masyarakat serta distributor.
Agar
isi dari artikel kali ini tidak terlalu panjang maka penulis
mempersilahkan pembaca untuk bertanya pada kolom di bawah, mengenai
bagaimana pengalaman di lapangan mengelola SUMBER DAYA ALAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar